Pembelajaran Berbasis Web
A. Konsep Pembelajaran Berbasis Web
Pembelajaran
berbasis Web adalah suatu kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media situs
(website) yang bias diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis
Web atau yang dikenal juga dengan Web Based Learning, merupakan salah satu
jenis penerapan pembelajaran elektronik (E-learning). Atau dapat juga dikatakan
sebuah pengalaman belajar dengan memanfaatkan jaringan internet untuk
berkomunikasi dan menyampaikan informasi pembelajaran.
Khan
dalam Herman Dwi Surjono (1999) mendefinisikan pengajaran berbasis web (WBI)
sebagai program pengajaran berbasis hypermedia yang memanfaatkan atribut dan
sumber daya World Wide Web (Web) untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Sedangkan
menurut Clark WBI adalah pengajaran individual yang dikirim melalui jaringan
komputer umum atau pribadi dan ditampilkan oleh web browser. Oleh karena itu
kemajuan WBI akan terkait dengan kemajuan teknologi web (perangkat keras dan
perangkat lunak) maupun pertumbuhan jumlah situs-situs web di dunia yang sangat
cepat.
Menurut
Mc.Manus dalam Herman Dwi Surjono (1999) ternyata jaringan internet bukanlah
semata-mata suatu media, tetapi lebih dari itu juga merupakan pemberi materi
dan sekaligus materinya. Seorang dosen yang mengajarkan suatu topik tertentu
melalui web akan dengan mudah menghubungkannya dengan situs-situs web yang
berkaitan dengan topik tersebut. Kemampuan ini meliputi:
1. Penyampaian materi dalam berbagai bentuk
data serta dapat dihubungkan ke berbagai sumber informasi lainnya (hypermedia).
2. Pendaftaran
mahasiswa secara on-line sehingga bisa dilakukan setiap saat.
3.
Identifikasi akses berikutnya bagi mahasiswa yang sudah terdaftar.
4.
Penelusuran kemajuan belajar.
5. Evaluasi.
6.
Fleksibilitas kontrol terhadap alur pembelajaran dan lain-lain.
Dengan fasilitas yang
dimilikinya, internet menurut Onno W. Purbo paling tidak ada tiga hal dampak
positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu:
1. Peserta
didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di seluruh dunia tanpa
batas institusi atau batas negara.
2. Peserta
didik dapat dengan mudah berguru pada para ahli di bidang yang diminatinya.
3. Kuliah/belajar dapat dengan mudah diambil di
berbagai penjuru dunia tanpa bergantung pada universitas/sekolah tempat si
mahasiswa belajar. Di samping itu kini hadir perpustakan internet yang lebih
dinamis dan bisa digunakan di seluruh jagat raya” (Oos M. Anwas: 2003).
Uraian di atas
menunjukan bahwa sebagai dasar dari e-learning adalah pemanfaatan teknologi
internet. Jadi e-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang
dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet. Oleh karena itu
e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem
pendidikan konvensional. Dalam pendidikan konvensional fungsi e-learning bukan
untuk mengganti, melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional.
B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Web
1. Interaksi
Interaksi berarti
kapasitas komunikasi dengan orang lain yamg teryarik pda topic yang sama atau
menggunakan pembelajaran berbasis web yang sama. Dalam lingkungan belajar,
interaksi berarti kapasitas berbicara baik antarpeserta, maupun antara peserta
dengan instruktur. Interaksi membedakan antara pembelajaran berbasis web dengan
pembelajaran berbasis computer, hal ini berrati bahwa mereka yang terlibat
dalam pembelajaran berbasis web tidak berkomunikasi dengan mesin, melainkan
dengan orang lain yang kemungkinan tidak berada pada lokasi bahkan waktu yang
sama.
2. Ketergunaan
Ketergunaan yang
dimaksud disini adalah bagaimana siswa mudah menggunakan web. Terdapat dua
elemen penting dalam prinsip ketergunaan ini, yaitu konsistensi dan
kesederhanaan. Intinya adalah bagaimana pengembang pembelajaran berbasis web
ini menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dan sederhana, sehingga siswa
tidak mengalami kesulitan baik daam proses
pembelajaran maupun navigasi konten (materi dan aktififtas belajar lain).
3. Relevansi
Relevansi diperoleh
melalui ketepatan dan kemudahan. Setiap informasi dalam web hendaknya dibuat
sangat spesifik untuk meningkatkan pemahaman pembelajar dan menghindari bias.
Meningkatkan konten yang relevan dalam konteks yang tepat pada waktu yang tepat
adalah bentuk seni tersendiri, dan sedikit pengembangan e-learning yang
berhasil melakukan kombinasi ini. Hal ini melibatkan aspek keefektifan desain
konten serta kedinamisan pencarian dan penempatan konten (materi).
KONSEP BLENDED LEARNING
Secara
etimologi istilah blended learning terdiri dari dua kata yaitu blended dan
learning. Kata blended berarti campuran, bersama untuk meningkatkan kualitas
agar bertambah baik (Collins Dictionary) atau formula suatu penyelarasan
kombinasi atau perpaduan (Oxford English Dictionary) (Heinze and Procter,
2006:236). Sedangkan learning memiliki makna umum yakni belajar, dengan
demikian sepintas mengandung makna pola pembelajaran yang mengandung unsur
pencampuran, atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang lainnya. Apa
yang di campurkan? Elenena (2006) menyampaikan bahwa yang dicampurkan adalah
dua unsur utama, yakni pembelajaran di kelas (class room lesson) dengan online
learning.
PENERAPAN BLENDED BLENDED
e-LEARNING
Blended
e-learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidikan terbuka dan
jarak jauh. Kalau dahulu hanya Universitas Terbuka yang diizinkan
menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, maka ini dengan terbitnya surat
keputusan Mentri pendidikan Nasional No.107/U/2001 (2 juli 2001) tentang
penyelenggaraan program pendidikan Tinggi jarak jauh, maka perguruan tinngi
tertentu yang mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak
jauh menggunakan blended e-learning, juga telah diizinkan menyelenggarakannya.
Lembaga-lembaga pendidikan non-formal seperti kursus-kursus, juga telah
memanfaatkan keunggulan blended e-learning ini untuk program-programnya.
Secara spesifik dalam pendidikan
guru blrnded e-learning memiliki makna sebagai berikut.
1. Blended e-learning merupakan penyampaian
informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan-pelatihan tentang materi keguruan
baik substansi materi pelajaran maupun ilmu pendidikan secara online.
2. Blended e-learning menyediakan
seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model
belajar konvensional, kajian terdapat buku teks, CD-ROM dan pelatihan berbasis
komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
3. Blended e-learning tidak berarti menggantikan
model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkaut model belajar
tersebut melalui pengayaan conten dan pengembangan teknologi pendidikan.
4. Kapasitas guru amat bervariasi tergantung
pada bentuk isi dan penyampaiannya. Makin baik keselarasan antarconten dan alat
penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada
gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
5. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
Dimana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat
berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang
protokoler.
6. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital
media dan computer networks).
7. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri
(self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru
dan siswa tanpa saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
8. Memanfaatkan jadwal pelajaran, kurikulum,
hasil kemajuan belajar dan hal-hal yng berkaitan dengan administrasi pendidikan
dapat dilihat setiap saat di komputer.
PROSEDUR
BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
Model blended e-learning
merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran
konvensional berupa tatap muka dan e-learning berbasis internet.
KARAKTERISTIK BLENDED BLENDED e-LEARNING
Menuru sharpen et.al (2006:18) karakteristik Blended
Blended e-Learning, adalah:
1.
Ketetapan sumber suplemen untuk program belajar yang berhubungan selama
garis tradisional sebagian besar, melalui intsitusional pendukung lingkungan
belajar virtual
2.
Trasformatif tingkat praktik pembelajaran didukung oleh rancangan
pembelajaran sampai mendalam
3. Pandangan
menyeluruh tentang tehnologi untuk mendukung pembelajaran.
PENERAPAN BLENDED BLENDED e-LEARNING
Blended e-learning kini banyak digunakan oleh para
penyelenggara pendidikan terbuka dan jarak jauh. Kalau dahulu hanya Universitas
Terbuka yang diizinkan menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, maka ini dengan
terbitnya surat keputusan Mentri pendidikan Nasional No.107/U/2001 (2 juli
2001) tentang penyelenggaraan program pendidikan Tinggi jarak jauh, maka
perguruan tinngi tertentu yang mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan
terbuka dan jarak jauh menggunakan blended e-learning, juga telah diizinkan
menyelenggarakannya. Lembaga-lembaga pendidikan non-formal seperti kursus-kursus,
juga telah memanfaatkan keunggulan blended e-learning ini untuk
program-programnya.
Secara spesifik dalam pendidikan guru blrnded e-learning
memiliki makna sebagai berikut.
1. Blended e-learning
merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan-pelatihan
tentang materi keguruan baik substansi materi pelajaran maupun ilmu pendidikan
secara online.
2. Blended e-learning
menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara
konvensional (model belajar konvensional, kajian terdapat buku teks, CD-ROM dan
pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan
globalisasi.
3. Blended e-learning
tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi
memperkaut model belajar tersebut melalui pengayaan conten dan pengembangan
teknologi pendidikan.
4. Kapasitas guru amat
bervariasi tergantung pada bentuk isi dan penyampaiannya. Makin baik
keselarasan antarconten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih
baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
5. Memanfaatkan jasa
teknologi elektronik. Dimana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru
dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi
oleh hal-hal yang protokoler.
6. Memanfaatkan
keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
7. Menggunakan bahan ajar
bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat
diakses oleh guru dan siswa tanpa saja dan dimana saja bila yang bersangkutan
memerlukannya.
8. Memanfaatkan jadwal
pelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yng berkaitan dengan
administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
5. PROSEDUR BLENDED LEARNING DALAM
PEMBELAJARAN
Model blended e-learning
merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran
konvensional berupa tatap muka dan e-learning berbasis internet.
Komentar
Posting Komentar