PEMIKIRAN TOKOH DAN PAKAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PEMIKIRAN TOKOH DAN PAKAR PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
1. Johan
Heinrich Pestalozzi
Seorang ahli
pendidikan Switzerland pada tahun 1747-1827. Peztalozzi mendirikan sebuah
sekolah di tanah pertaniannya dengan nama “ Neuhof ”. Di Neuhof
Pestalozzi mengembangkan ide tentang keterpaduan anatara kehidupan rumah
tangga, pendidikan pertanian dan kejuruan.
Pendidikan yang diberikan pada anak
didiknya antara lain:
-
Pendidikan
harus didasarkan pada psikologi anak
-
Anak berkembang
secara fisik, mental dan moral melalui pengalaman
-
Pengalaman
harus meliputi pesan yang menyenangkan.
-
Guru harus
mempertimbangkan hal-hal ynag disenangi anak
-
Disiplin
diperlukan tapi harus bersifat membangun bukan membangun
Teori Audio Visual (AVM)
Teori ini mengandung intisari bahwa AVM dapat mengembangkan potensi lain
seperti daya imajinasi, kreatifitas, bakat dan minat dari seorang anak, karena
melalui pengembangan :
Auditory : Anak dapat
mengoptimalkan pendengaran.
Visual : Anak dapat
menggunakan penglihatan dengan baik.
Memory : anak dapat
menggunakan dan melatih ingatan dengan baik.
Menurut Pestalozzi anak adalah pribadi
yang memiliki sejumlah potensi yang perlu dikembangkan. Anak seharusnya tidak
hanya dipandang sebagai makhluk individu tapi juga haruz dipandang sebagai
makhluk sosial juga karena anak setidaknya sudah mulai belajar untuk
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Tujuan dari pendidikan adalah membimbing
anak menjadi orang yang baik dengan jalan mengembangkan potensi-potensi yang
ada pada diri anak.
Contoh implementasi teori AVM dalam
pembelajaran anak usia dini pada berbagai lembaga, yaitu:
Di Play Group
a.
Melalui konsep
pendengaran ( Auditory )
Cara : Memberikan alat yang dapat menghasilkan
bunyi-bunyian.
b.
Melalui konsep
penglihatan ( Visual )
Cara : Melalui
pemberian warna-warna yang menarik didalam kelas dan dikamar anak.
c.
Konsep Ingatan
( Memory )
Cara : Melalui konsep bercerita sederhana, singkat,
aktual, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari anak.
Di Taman Kanak-kanak ( Usia 3-6 tahun )
a.
Konsep
Pendengaran ( Auditory )
Cara : Guru dan anak bertepuk tangan sebelum melakukan
kegiatan.
b.
Konsep
Penglihatan ( Visual )
Cara : Letakkan
kaca didepan kelas agar anak dapat melihat dirinya sendiri.
c.
Konsep Ingatan (
Memory )
Cara : Guru menyebutkan nama-nama bulan dengan melihat
kalender, kemudian anak diminta untuk menyebutkan kembali nama bulan tersebut.
Di Sekolah Dasar ( 6-8 tahun )
a.
Konsep
Pendengaran ( Auditory )
Cara : Dengan cara bermain dengan botol diisi berbagai
macam isi, misal: kerikil, pasir, kelereng dll.
b.
Konsep
Penglihatan ( Visual )
Cara :
Dengan gaya pantomim anak dapat melihat dan mengikuti gaya yang diperagakan
guru.
c.
Konsep Ingatan
( Memory )
Cara : Melalui
kegiatan menari anak akan mendengarkan musik dan melihat gerakannya.
2. Jan
Lighthart
Ia adalah seorang kepala sekolah
menengah di Den Haag Belanda dan dilahirkan di Amsterdam. Tujuan pendidikan
yang diterapkan oleh Lighthart adalah menghasilkan manusia (anak) yang memiliki
budi pekerti yang luhur, bukan hanya cerdas dan terdidik otaknya saja tetapi
juga cerdas dalam berperilaku.
Tujuan pendidikan keluarga merupakan dasar bagi
pendidikan selanjutnya dimana peran utama dipegang oleh seorang ibu.
5 langkah pembelajaran menurut Jan
Lighthart. yaitu :
1.
Menentukan
sesuatu yang menjadi pusat minat anak.
2.
Melakukan study
wisata.
3.
Pembahasan
hasil pengamatan.
4.
Menceritakan
lingkungan yang dialami.
5.
Kegiatan
ekspresi.
Contoh implementasi dalam pembelajaran :
Usia
|
Kegiatan
|
Metode
|
Bahan
|
2 – 3 tahun
|
Mengenal tanaman
|
Praktik langsung
|
Tanaman sekitar lingkungan, alat untuk menyiram dan air
|
3 - 6 tahun
|
Mengenal biji kacang hijau
|
Praktik langsung
|
Wadah kecil, kapas, biji kacang hijau. Air
|
6 – 8 tahun
|
Berkebun
|
Praktik langsung
|
Lahan kosong sekitar lingkungan, biji-bijian
|
3. William H. Kilpatrick
Beliau adalah seorang ahli pendidikan
Amerika dan ahli filsafat pendidikan yang dilahirkan di Georgia, Amerika
Serikat. Ia juga terkenal dengan “Profesor Milion Dollar” karena
pendapatan yang diperoleh dari kelasnya sangat terkenal.
Pembelajaran proyek ini merupakan
salah satu model pembelajaran yang dinamis serta bersifat fleksibel yang sangat
membantu anak memahami berbagai pengetahuan secara logis, konkret dan aktif.
Pembelajaran Proyek yang diterapkan
oleh Kilpatrick :
a.
Pembelajaran
Proyek Total
Pembelajaran
proyek total dimaksudkan untuk mengintregasikan aspek pengembangan, baik
kognitif, ketrampilan, jasmani, motorik kasar dan motorik halus. Bentuk
pembelajaran proyek total digambarkan sebagai berikut:
b.
Pembelajaran
Proyek Parsial
Dalam bentuk
ini terdapat penggabungan antara bidang studi/pengembangan yang berdiri sendiri
dengan bidang studi yang saling berhubungan. Bidang studi yang berdiri sendiri
diberikan dengan model pembelajaran yang lama ( biasa ), sedangkan bidang studi
yang saling berhubungan diberikan dengan bentuk proyek
c.
Pembelajaran
Proyek Okasional
Dalam mendisain
pembelajaran proyek harus ditentukan secara jelas pusat minat sebagai tema atau
pokok masalah yang akan dikembangkan. Berdasarkan tema ini bidang studi yang
lainnya. Proyak okasional dapat dilaksanakan satu bulan sekali, pertengahan
semester atau satu semester sekali. Anak dibelajari untuk mengenal lingkungan
hidupnya, misal dapart dimulai dari tema tema keluarga, rumah, teman bermain,
sekolah, saluran air, tanah, tanaman dan sebagainya
Langkah pembelajaran proyek dilaksanakan dengan
menggunakan 5 langkah, yaitu :
1.
Langkah
Persiapan
2.
Kegiatan
Pembelajaran : Pendahuluan
3.
Perjalanan
Study Wisata atau Survai
4.
Kegiatan Pembelajaran
: Pengolahan Masalah
5.
Penyelenggaraan
Kegiatan Pameran
4. Maria Montessori
Maria Montessori lahir di Chiaravalle, Italia pada
tahun 1896 . Dia sangat berminat terhadap masalah pendidikan anak yang
tergolong terbelakang . Montessori membuat sekolah pertamanya di Roma ( di daerah kumuh ) tahun 1907, yang
disebut “casa dei bambini“ yang artinya rumah anak . Sekolah tersebut
dipersiapkan untuk anak cacat mental .
a. Pandangan Montessori tentang anak
usia dini:
a)
Mereka
terus menerus berada dalam keadaan pertumbuhan dan perubahan yang dipengaruhi
oleh lingkungan
b)
Mereka
senang sekali belajar, selalu ingin tahu dan mencoba
c)
Mereka
memiliki kemampuan yang besar untuk menyerap berbagai pengalaman sejak lahir
sampai umur 6 tahun
d)
Mereka
belajar melalui gerakan, bereksplorasi, dan belajar melalui alat
inderanya
e)
Mereka
melewati masa yang yang mudah dalam belajar, disebut periode sensitive
untuk belajar
b. Implementasi dalam pembelajaran anak
usia dini
Contoh 1 :
Belajar membaca menggantungkan kertas bertuliskan nama-nama
benda, contoh implementasinya yaitu dibawah jendela digantungkan kertas
bertuliskan jendela kemudian anak akan melihat hubungan benda dengan katanya .
Contoh 2 :
Anak diberi kertas yang berisi perbuatan atau suruhan yang
harus dikerjakan anak . Misal : “bersihkan lantai” setelah terlihat anak
semakin mampu membaca kalimat sederhana, maka pendidik selanjutnya dapat
memperpanjang struktur kalimat yang diberikan pada anak .
5. Frederich Wilhelm Froebel
Frederich Wilhelm Froebel lahir di Jerman dikenal sebagai
“The Founding Father“ karena menghasilkan suatu system disebut “Garden of
Children“ atau “Kinder garten” yang berarti taman atau kebun milik anak
. Di Indonesia diterjemahkan menjadi Taman Kanak-kanak .
a.
Terdapat 3 (tiga) prinsip didaktik
yang dikemukakan oleh Froebel, yaitu :
1)
Otoaktivitas,
kegiatan yang dilakukan anak sendiri/bersifat individualisasi
2)
Kebebasan,
tidak dibatasi dinding massif, perlu linkungan terbuka
3)
Pengamatan,
terhadap alam sekitar melalui eksplorasi dan keingintahuan
b. Unsur 3F menurut Froebel :
1) Fridge (perdamaian) dalam pergaulan
anak, pendidik dan orang disekitar
2) Frevde (kegembiraan) selama proses
pembelajaran
3) Frabeit (kemerdekaan) adanya
kebebasan dalam situasi dan kondisi “iklim” pendidikan yang kondusif
Penerapan
Pandangan Froebel
Pelaksanaan
pembelajaran pada anak usia dini dianggap baik, apabila :
a) Hendaknya menyiapkan lingkungan yang
dapat mendorong proses belajar melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan
b) Orangtua dan guru sebaiknya bekerja
sama dalam mendukung anak memperoleh pengalaman
c) Anak diberi kesempatan untuk
mendapat pengetahuan dan kegiatan yang lebih kompleks
d) Anak belajar menyukai buku dan mampu
berbahasa dengan caranya sendirri melalui aktivitas bercerita
Froebel
berpendapat bahwa terdapat 3 (tiga) prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pendidikan anak usia dini :
1. The Gifts, adalah sejumlah beda yang
dapat diraba dan dimainkan oleh anak-anak dengan cara-cara tertentu
2. The Occupation, adalah serangkaian
kegiatan yang memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi artistic
3. The Mothers play, adalah lagu-lagu
dan permainan atau games yang dirancang khususuntuk kegiatan social dan
pengalaman anak terhadap alam sekitarnya.
6.
Helen Parkhurst
Helen Parkhurst lahir di Amerika, ia mengibaratkan kelasnya
seperti laboratorium anak-anak, sehingga ia menamakannya “Laboratory Plan” .
Helen pernah belajar di sekolah Montessoridi Italia . Menurut anggapannya,
Montessori terlalu menekankan pembelajaran individual sehingga anak-anak kurang
bersosialisasi . Selain itu banyak alat-alat pembelajaran yang dilakukan secara
kaku dan monoton . Kemudian Helen mencoba konsep pendidikannya untuk anak cacat
disekolah menengah di Kota Dalton . Yang diberi nama “The Dalton Plan” .
Implikasi Model Pendidikan Dalton
Ruangan kelas sama halnya dengan kelas Montessori dimana
adanya ruang kelas yang luas untuk memberikan pembelajaran klasikal . Kelas ini
dibagi menjadi kelas-kelas kecil yang disebut sentra atau vak. Model pendidikan
Dalton memberikan pelayanan seimbang antara bentuk pembelajaran klasikal dan
individual .
Pendidik ‘ Guru Vak’
1. Haruslah ahli dan mencintai vak
bidang studi masing-masing
2. Harus kompetensi dalam member
penjelasan pada anak sesuai dengan topic yang dibahas
3. Harus memperhatikan dan mengamati
pekerjaan tiap anak, menanyakan kesulitan yang dialami dan membimbing anak
hingga benar-benar paham
4. Memberikan arahan kepada anak ketika
menggunakan berbagai alat untuk mengkaji suatu bahan tertentu
5. Mengetahui perkembangan setiap anak
dalam mengerjakan berbagai tugas
Proses Pembelajaran
1.
Penyambutan anak
2.
Main pembukaan (pengalaman gerakan
kasar)
3.
Kegiatan kelompok disetiap sentra
4.
Makan bekal bersama
5.
Kegiatan penutup
7. Lev Vygotsky
Lev Vygotsky di kenal sebagai a sosialcultural constructivist asal Rusia.
Vygotsky dalam Brodova dan Deborah (1996:23) berpendapat bahwa pengetahuan
tidak diperoleh dengan cara dialihkan dari rang lain, melainkan merupakan
sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak. Vygotsky yakin bahwa belajar
merupakan suatu proses yang tidak dapat dipaksa dari luar karena anak adalah
pembelajar aktif dan memiliki struktur psikologis yang mengendalikan perilaku
belajarnya (Brodova dan Deborah, 1996:23).
Selanjutnya melalui teori revolusi sosio kulturalnya,
Vygotsky mengemukakan bahwa manusia memiliki alat berpikir (tool of mind) yang
dapat dipergunakan untuk membantu memecahkan masalah, memudahkan dalam
melakukan tindakan, memperluas kemampuan, melakukan sesuatu sesuai kapasitas
alami (Brodova dan Deborah, 1996:26). Vygotsky mengemukakan beberapa kegunaan
alat berpikir manusia yaitu :
·
Membantu memecahkan masalah,
seseorang akan mampu mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapinya.
Anak-anak akan mencoba memecahkan masalah dalam permainan yang sedang
dikerjakan (mencari jejak).
·
Memudahkan dalam melakukan tindakan,
dengan alat berpikirnya, setiap individu akan dapat memilih tindakan atau
perbuatan seefektif dan seefisien mungkin dalam mencapai tujuan itu merupakan
cerminan dari berfungsinya alat berfikir.
·
Memperluas kemampuan, melalui
berbagai eksporasi yang dilakukan seorang anak melalui panca inderanya, maka
akan banyak hal yang ia ketahui
·
Melakukan sesuatu sesuai dengan
kapasitas alaminya, alat berpikir berkembang secara alami, mengikuti apa yang
terjadi disekitarnya. Semakin banyak stimulasi yang diperoleh anak saat
berinteraksi dengan lingkungannya, maka akan semakin cepat berkembang fungsi
pikirnya.
Prinsip dasar teori Vygotsky adalah bahwa anak melakukan
proses ko-konstruksi membangun berbagai pengetauannya tidak dapat dipisahkan
dari konteks sosial dimana anak tersebut berada. Pengetahuan juga berasal dari
lingkungan budaya. Pengetahuan yang berasal dari budaya biasanya didapatkan
secara turun-temurun melalui orang-orang yang berada disekitar. Pengetahuan
dibangun oleh anak berdasarkan kemampuannya dalam memahami perbedaan
berdasarkan persamaan yang tampak.
Teori Vygotsky lebih tepat disebut sebagai pendekatan
ko-konstruktivisme yaitu suatu proses membangun pengetahuan baru saja
bersama-sama antara semua pihak yang terlibat didalamnya. Vygotsky percaya
bahwa kognitif tertinggi yang berkembang saat anak berada disekolah yaitu saat
terjadinya interaksi antara anak dan guru.
Menurut Vygotsky, bantuan eksternal yang diberikan guru
dapat dihilangkan apabila anak tampak telah berkembang secara konsisten.
Bantuan dapat diberikan pada saat anak beraktivitas atau mengerjakan tugas,
seperti :
1) Memotivasi atau mendapatkan minat
anak yang berhubungan dengan tugas.
2) Mempermudah tugas agar anak-anak
mudah mengatur dan menyelesaikannya.
3) Memberikan beberapa arahan dengan
tujuan membantu anak membantu anak agar fokus dalam mencapai tujuannya.
4) Mengurangi frustasi serta resiko
5) Memberi contoh dengan jelas serta
menetapakan harapan dari aktivitas yang ditampilkan (Stuyf,2007:3-5).
Terdapat
4 (empat) tahapan zona proximal development (ZPD), yaitu :
1) Tindakan anak masi dipengaruhi oleh
orang lain
2) Tindakan anak didasarkan atas
inisiatif sendiri
3) Tindakan anak berkembang spontan dan
terinternalisasi
4) Tindakan spontan yang diulang-ulang
sehingga anak siap berpikir abstrak
Penerapan teori konstruktivisme dalam program kegiatan
bermain pada anak usia dini haruslah memperhatikan hal-hal berikut :
1) Anak hendaknya memperoleh kesempatan
luas dalam kegiatan pembelajaran guna mengembangkan potensinya
2) Pembelajaran pada anak usia dini
hendaknya dikaitkan dengan tingkat perkembangan potensial daripada perkembangan
aktualnya
3) Program kegiatan bermain lebih
diarahkan pada penggunaan strategi
4) Anak diberikan kesempatan yan luas
untuk mengintegrasikan pengetahuan deklaratif yang telah dipelajari dengan
pengetahuan prosedural untuk melakukan tuags-tugas dan memecahkan masalah
5) Proses belajar dan pembelajaran
tidak sekedar bersifat transferal tetapi lebih merupakan ko-konstruksi. peran
guru anak usia dini dalam hal ini adalah membantu pertumbuhan dan perkembangan
anak dengan caraterbaik dengan membangun minat, kebutuhan, dan
kelebihan-kelebihan yang ada pada setiap anak
Vygotsky memandang bermain sebagai kegiatan sosial. Pada
awalnya anak-anak bermain secara solitary (secara sendiri-sendiri), seiring
dengan kematangan kognitif anak dan berkurangnya egosenris, permaianan anak
menjadi lebih sosial.
Cara Belajar Anak Usia Dini
Berhubungan
dengan proses pembentukan pengetahuan, Vygotsky mengemukakan konsep Zone of
Proximal Development (ZPD), hukum genetik tentang perkembangan dan mediasi.
1)
Hukum genetik tentang perkembangan
(Genetic Law of Development)
Kemampuan seseorang untuk tumbuh dan berkembang melewati 2
tatanan, yaitu tatanan sosial tempat orang-orang membentuk lingkungan sosialnya
dan tatanan psikologis di dalam diri orang yang bersankutan.
Lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif
terhadap pembentukan pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang.
Sedangkan tatanan psikologis sebagai keturunan yang tumbuh melalui penguasaan
terhadap proses-proses sosial tersebut.
2)
Mediasi
Mediasi adalah tanda, lambang, dan bahasa mediator yang
berasal dari lingkungan sosiokulural dimana seseorang berada. Tanda, lambang,
dan bahasa merupakan penghubung antara rasionalitas sosiokultural (Intermental)
dengan individu sebagai tempat berlangsungnya proses belajar. Sebagai mediator,
bahasa sangat penting dalam perkembangan kognisi anak. Bahasa dapat menjadikan anak
berimajinasi, memanipulasi, menciptakan gagasan baru dan membagi gagasan
tersebut dengan orang lain.
Implementasi
Model Pembelajaran Vygotsky
Kegiatan pembelajaran berdasarkan teori
belajar Vygotsky antara lain :
·
Menyusun balok
Diharapkan
anak dapat membangun imajinasinya tentang bentuk dan ruang memanipulasi
bangunan dari balok-balok yang telah tersedia.
·
Menyampaikan cerita
Biasanya
memberikan keuntungan dalam mengembangkan bahasa dan kreatifitasnya. Vygotsky
juga menggunakan hal itu untuk mendorong perkembangan ketajaman ingatan,
berpikir logis, dan pengendalian diri.
·
Permainan dramatik
Merupakan
suatu kegiatan mengungkapkan seluruh fungsi mental tinggi, pengendalian diri,
dan berbagai fungsi simbolik.
·
Penulisan jurnal
Anak
melakukan komunikasi dengan orang lain melalui berbagai ungkapan secara
tertulis.
Komentar
Posting Komentar