Pertemuan III TIK

.A.   Penggunaan TIK Dalam Pembelajaran Program Pelatihan
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam program pelatihan, sangat diperlukan karena orang yang ikut dalam pelatihan tersebut apa kegunaan teknologi informasi dan komunikasi dan bisa berguna bagi orang tersebut dan mengembangkannya dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan diadakan pelatihan ini, diharapkan peningkatan kerja bagi perangkat desa ini akan lebih memaksimalkan pelayanan bagi masyarakat desa agar lebih baik dan lebih akurat sehingga wargapun merasa sangat terbantu demikian pula bagi perangkat merasa terbantu dengan penguasaan dibidang IT komputer dalam mengerjakan administrasi desa lebih cepat dan akurat dan memberikan manfaat bagi peningkatan kemajuan desa masing-masing.
Pelatihan ini juga nanti akan diadakan bagi desa-desa yang belum pernah mengikuti pelatihan TIK, agar seluruh aparat desa yang ada dapat lebih mengerti dan paham tentang pemanfaat teknologi sehingga desa tersebut lebih bijak dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
Kegiatan pelatihan ini diawali dengan penyampaian materi melalui metode ceramah mengenai pengenalan TIK serta bagaimana TIK dapat dimanfaatkan bagi proses pembelajaran serta ragam aplikasi yang dapat digunakan untuk membantu para guru dalam pembelajarannya . Pada pemaparan materi ini, sudah terlihat bagaimana peserta merespon dengan positif, dimana terkadang disela-sela pemaparan ada pertanyaaan yang muncul dari peserta pelatihan. Hal ini dikarenakan sebagian peserta belum mengenal aplikasiaplikasi tersebut, tetapi mereka menunjukan keinginan belajarnya dengan sesekali bertanya. Pada sesi ini juga ditawarkan aplikasi yang akan di fokuskan untuk diperdalam, karena tidak mungkin seluruh aplikasi dapat diberikan dan dikuasai oleh kegiatan yang singkat seperti ini. Aplikasi yang ditawarkan adalah flash, e-learning, learning management system dan microsoft word.
Di sepakati oleh seluruh peserta bahwa untuk flash, e-learning dan learning management system hanya pengenalan saja, sedangkan microsoft word karena berkaitan dengan keseharian mereka sedikit lebih mendalam. Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan pengenalan aplikasi flash bagi pembelajaran, pada materi ini peserta diberikan pengantar dan beberapa contoh flash yang dapat meningkatkan minat siswa pada belajar dikarenakan tampilan yang menarik sehingga tidak menimbulkan kebosanan dalam belajar yang dilanjutkan dengan membuka sesi tanya jawab. Ketika sesi ini tanya jawab terlihat antusiasme peserta dengan banyak nya pertanyaan khususnya berkenaan dengan mata pelajaran yang mereka pegang untuk dimungkinkan atau tidak menggunakan aplikasi flash.
Jadi,penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam program harus dibudidayakan atau dikembangkan dan dipahami sehingga dalam memberikan pelatihan kita akan lebih menyampaikannya dengan mudah dan memberi arahan bahwa teknologi informasi sangat berguna bagi orang tersebut.

    B. Penggunaan TIK Dalam Pembelajaan Program Pemberdayaan Masyarakat
Seperti yang kita ketahui penggunaan tik dalam program masyarakat sangat membantu masyarakat. Misalnya dari segi perkapita kehidupannya, dan masyarakat tersebut bisa dengan mudah melihat bagaimana, atau pedoman dalam mencari sesuatu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut. Dalam Buku Putih Kementrian Riset dan Treknologi tahun 2006 disebutkan harapan-harapan yang ingin dicapai dalam penelitian dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia, yaitu :
1.      Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat. 
2.      Meningkatkan daya saing bangsa.
3.      Memperkuat persatuan dan kesatuan nasional. 
4.      Mewujudkan pemerintahan yang transparan.
5.      Meningkatkan jati diri bangsa ditingkat internasional
Dari kelima hal tersebut, penelitian dan pengembangan TIK diharapkan lebih melihat user needs (kebutuhan pengguna atau stakeholder) serta lebih membumi dan memprioritaskanpenelitian ke arah mencari solusi kebutuhan riil masyarakat.
Teknologi Informasi dan Komunikasi harus mampu menjawab kepentingan empat stakeholder, yaitu :
1.      Masyarakat dan publik, untuk menuju masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society) dan layanan elektronik (e-Service).
2.      Pemerintah, untuk menuju e-Government dan membentuk pemerintah yang bersih dan transparan.
3.      Industri, untuk menuju industri TIK tingkat global dan berdaya saing tinggi.
4.      Lembaga Iptek, untuk menuju lembaga riset ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa bersaing di kancah internasional
Selama ini informasi didapatkan dari mulut ke mulut atau melalu fasilitas telepon selulat, baik telepon maupun sms. Sedangkan masih banyak petani yang belum sanggup membeli alat telekomunikasi ini atau minim akses informasi. Untuk itu perlu disediakan fasilitas infrastruktur TIK dan akses informasi yang memadai agar terjadi pemerataan sebaran informasi sampai ke kelompok masyarakat terkecil di pedesaan, bahkan sampai ke individu-individu petani. Adapun langkah riil yang dapat dilakukan adalah penyediaan terminal-terminal akses informasi untuk masyarakat desa khususnya petani untuk mempercepat penyebaran informasi terkait pertanian, seperti :
1.                              Medi content di telepon selular atau personal komputer yang user friendly, cepat, dan murah.
2.                              Terminal-terminal komputer gratis yang terkoneksi ke internet yang dapat diakses oleh masyarakat terutama petani/kelompok tani, nelayan beserta komunitasnya, dan juga pemerintah.
3.                             Contoh Content untuk komoditas pertanian seperti informasi pembibitan, pupuk, pestisida, penyemprotan, curah hujan, lokasi tanam, harga produk, pasar, dll; untuk perikanan seperti harga produk perikanan, cuaca, angin, dll;
4.                              Content dapat dikembangkan untuk hal lainnya yang terkait dengan pemberdayaan masayarakat.

   C. Penggunaan TIK Dalam Program Penyuluhan dan/atau Iklan Layanan Masyarakat
Kini di Era Komunikasi Global dimana perangkat Teknologi Informasi berupa internet yang semarak dengan penyelenggara komersial berupa Warung Internet (Warnet), bukan lagi barang asing. Terlebih lagi, perangkat Teknologi Informasi pada tingkat Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai-Balai Penelitian dan Pengembangan Komoditas Pertanian sebagai penghasil inovasi teknologi pertanian, juga telah memadai. Di tingkat wilayah saat ini terdapat 30 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), perangkat organisasi Badan Litabang Pertanian yang mengakuisisi peran Balai Informasi Pertanian tempo dulu, berperan sebagai penghasil Teknologi Tepat Guna Spesifik Lokasi, sekaligus memberikan contoh diseminasinya, kini juga dilengkapi dengan perangkat Teknologi Informasi.
Dengan demikian, perangkat pemerintah pusat dan sumber-sumber inovasi teknlogi, termasuk perangkatnya di wilayah pengembangan pertanian nampaknya siap berperan tanpa hambatan (contoh terbaru lahirnya Website Prima Tani). Karena itu, saatnya perhatian dan upaya penyediaan perangkat Teknologi Informasi diarahkan kepada pengguna inovasi teknologi secara lokal kabupaten dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), yang bersentuhan langsung dengan berjuta petani yang haus akan inovasi teknologi dan rekayasa kelembagaan pedesaan progresif, melengkapi sistem, media dan metode penyuluhan konvensional kita saat ini yang sedang bergelut dengan peningkatan kinerjanya.
Di Jepang sudah pasti terlebih dahulu melakukan penyuluhan pertanian serta teknologi dan inovasi-inovasi yang lebih maju dibanding Indonesia. Akan tetapi Indonesia bukan tidak mementingkan hal ini karena sadarnya akan pentingnya teknologi informasi dan komunikasi dalam pertanian, maka sudah banyak berkembang teknologi informasi dalam pertanian seperti yang diuraikan pada artikel diatas. Tetapi sayangnya teknologi pertanian ini belum seutuhnya merata ke petani-petani kecil yang sebenarnya sangat begitu membutuhkan agar lebih bisa berpikir maju dan modern. Sehingga dalam pengembangan usaha tani bisa jauh lebih baik contohnya saja dengan agribisnis, dimana petani bisa sekaligus menjadi entrepreneur atau wirausaha. Petani tidak buta dengan bisnis pertanian dan tidak dibodohi oleh orang-orang yang mengambil keuntungan dari keterbelakangan petani itu sendiri dalam hal bisnis. Dengan masuknya teknologi serta inovasi-inovasi dalam pertanian diharapkan petani pun tidak lagi identik dengan kemiskinan dan kebodohan akan tetapi petani identik dengan pintar, kaya dan bisa menjadi pekerjaan yang sangat dihargai oleh seluruh aspek masyarakat.
Jadi, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran program penyuluhan dan iklan masyarakat kita lebih tahu tahu bagaimana cara yang tepat untuk memberikan penyuluhan yang baik, dan benar, Sehingga kita bisa memberikan ilmu bermanfaat kepada masyarakat dan masyarakat tersebut mau berubah ke arah yang lebih baik dan tidak berdiam diri dalam era Globalisasi ini. Dan semoga masyarakat mau menerapkan nya dalam kehidupan sehari-hari karena penyuluhan tersebut sangat penting.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMIKIRAN TOKOH DAN PAKAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN NONFORMAL

Pendidikan Luar Sekolah : PAUD : Basis PAUD